Artikel 12 #CIPTAinvestasi
Ungkapan “anak adalah investasi” tidak sepenuhnya benar. Sekalipun banyak orang tua yang setuju ungkapan itu. Mengapa tidak benar? Karena investasi seringkali dikonotasikan dengan uang atau materi. Bila anak sebagai investasi, maka suatu saat orang tua berharap akan mendapat keuntungan finansial dari anaknya. Anak bukanlah investasi.
Bagi orang tua di era milenial, anak adalah amanah. Siapapun yang memiliki anak, maka mengemban kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga, melindungi, dan melaksanakan kepercayaan tersebut. Anak sebagai amanah. Berarti orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Sekali lagi, anak bukan investasi tapi amanah.
Investasi sama sekali berbeda dengan amanah. Bila ada orang tua berharap memetik hasil dari menyekolahkan anak hingga sukses tidaklah benar. Kesuksesan anak bukanlah untuk mengganti “investasi” berupa biaya pendidikan yang sudah dikeluarkan orang tua. Karena sekolah dan pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua. Amanah orang tua yang harus dilakukan kepada anaknya. Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Namun bila anaknya sukses itu hanya bonus, bukan tujuan.
Karena anak adalah amanah. Maka orang tua harus memiliki rencana keuangan yang tepat dalam mendidik anak, termasuk biaya pendidikan anak. Mempersiapkan biaya pendidikan anak tidak boleh sembarangan, bahkan tidak boleh salah. Harus selalu dipersiapkan sejak dini. Karena untuk pendidikan anak, orang tua tidak mungkin menunda anak untuk masuk sekolah atau perguruan tinggi. Bila perlu, orang tua harus berhutang untuk bisa memenuhi biaya pendidikan anaknya. Biaya pendidikan anak, sungguh tidak bisa ditunda. Ketika anak harus sekolah dan membutuhkan biaya pendidikan, maka orang tua harus mampu memenuhinya.
Apalagi biaya pendidikan anak hari ini sangat jauh berbeda dengan biaya pendidikan anak pada 5 atau 10 tahun mendatang. Dana pendidikan yang ada hari ini bisa saja tidak mencukupi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, orang tua harus antisipasi biaya pendidikan anak pada saat diperlukan nanti. Salah satu caranya, dapat dilakukan dengan investasi. Agar biaya pendidikan anak pada saatnya tetap dapat terpenuhi.
Lalu, bagaimana cara mempersiapkan dana pendidikan anak?
Jawabnya, tidak ada alasan untuk menunda investasi demi pendidikan anak. Maka mulailah tentukan tujuan investasi dan kemampuan keuangan yang ada. Sebagai orang tua, investasikan 10%-20% dari gaji setiap bulan untuk biaya pendidikan anak. Caranya, bisa dilakukan dengan membeli produk reksadana. Karena reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang cukup prosfektif. Reksadana adalah satu satu instrumen investasi yang pas untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak di masa datang.
Salah satu bentuk reksadana yang dapat dipilih, antara lain berbentuk RDPT (Reksa Dana Pendapatan Terbatas) berupa Surat Berharga Perpetual. Reksadana ini tidak memiliki tanggal jatuh tempo namun memberikan rate 8.25% pa dengan pembayaran kupon setiap 3 bulan. Selain itu, DIRE Ciptadana pun dapat menjadi pilihan dalam memulai investasi untuk pendidikan anak.
Dengan pengalaman lebih dari 27 tahun, Ciptadana Asset Management (CAM) merupakan salah satu manajer investasi di Indonesia yang mengelola dana nasabah secara profesional. Saat ini CAM memiliki produk reksadana unggulan yang dapat memenuhi harapan masyarakat seperti: Reksa Dana Terproteksi Cipta Proteksi V, RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia, dan DIRE (Dana Investasi Real Estate).
Selain itu, untuk memastikan target investasi dan bertumbuhnya kekayaan finansial nasabah, CAM juga menawarkan produk reksadana yang kompetitif dan terjangkau seperti: Rencana Cerdas, Cipta Syariah Equity (Saham), Cipta Syariah Balance, Cipta Dinamika (Campuran), Cipta Bond (Pendapatan Tetap), dan Cipta Dana Cash (Pasar Uang). Saat berani membuat keputusan investasi yang tepat, CAM selalu siap mendampingi Anda. #CIPTAinvestasi #ReksadanaCAM
Penulis: Syarif Yunus/CAM
Untuk membaca artikel sebelumnya bisa klik di sini: Biaya Sekolah Kian Mahal, Investasi Apa yang Cocok?