Artikel 11   cover

CIPTAinvestasi - Biaya Sekolah Kian Mahal, Investasi Apa yang Cocok?

Artikel 11 #CIPTAinvestasi

 

Tiap kali waktu masuk sekolah anak-anak tiba, sebagian orang tua banyak yang kelimpungan. Pusing tujuh keliling. Akibat biaya sekolah yang kian mahal, bahkan kebutuhan perlengkapan sekolah pun membludak. Sekolah, terkadang seperti paradoks. Di satu sisi, biaya sekolah kian mahal dan memberatkan ekonomi orang tua. Di sisi lain, tidak satupun orang tua yang ingin anaknya tidak sekolah.

 

Memang tidak bisa dipungkiri. Biaya sekolah dari tahun ke tahun terus melambung. Lazimnya, biasa sekolah naik 15-20%% setiap tahunnya. Maka tidak sedikit orang tua yang terbebani biaya sekolah anaknya sendiri. Bahkan tidak sedikit, orang tua yang berani berhutang demi sekolah anaknya. Biaya sekolah, saat ini boleh dibilang menjadi beban moral dan material bagi kebanyakan orang tua.

 

Mengapa biaya sekolah menjadi beban?

Harus diakui, karena banyak orang tua yang tidak siap biaya sekolah yang kian mahal. Banyak orang tua yang belum menyiapkan dana pendidikan atau sekolah anaknya secara terencana. Biaya sekolah masih sering dianggap “gimana nanti”, baru dicarikan uangnya ketika waktu masuk sekolah tiba. Inilah kesalahan orang tua dalam mengantisipasi biaya sekolah.

 

Adalah tanggung jawab orang tua untuk siapkan biaya sekolah anak.

Dari sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dana pendidikan harus mulai disiapkan. Agar tidak memusingkan orang tua di kemudian hari. Untuk itu, dibutuhkan siasat atau cara khusus untuk merencanakan ketersediaan biaya sekolah anak, terpenuhinya biaya pendidikan anak. Apalagi semakin tinggi jenjang sekolah anak, maka akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan.

 

Maka hari ini, tidak bisa tidak, merencanakan biaya sekolah atau pendidikan anak harus dilakukan sejak dini. Orang tua harus mulai berani investasi untuk mencicil biaya sekolah anak. Sehingga proses belajar dan sekolah anak tidak mengalami gangguan. Apalagi sampai harus berhenti sekolah. Karena semua orang tua pasti sepakat, pendidikan adalah warisan terbaik untuk sang buah hati.

 

Agar biaya sekolah tidak terasa mahal. Atau seberapa besar pun biaya sekolah yang diperlukan. Maka keputusan orang tua untuk memilih instrumen investasi bagi pendidikan anak makin mendesak di era milenial ini.

 

Mulailah untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi. Demi tersedianya biaya sekolah anak. Dan salah satu instrumen investasi yang layak dipilih untuk biaya sekolah dan pendidikan anak adalah reksadana.

 

Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang cukup menjanjikan. Bukan hanya mudah tapi bisa dilakukan oleh siapa saja. Jumlah uangnya pun tidak harus besar. Asal rutin setiap bulannya. Sungguh, biaya sekolah tidak jadi masalah bila orang tua berani investasi di reksadana.

 

Salah satu bentuk reksadana yang dapat dipilih untuk biaya sekolah anak, antara lain berbentuk RDPT (Reksa Dana Pendapatan Terbatas) berupa Surat Berharga Perpetual. Reksadana ini tidak memiliki tanggal jatuh tempo namun memberikan rate 8.25% pa dengan pembayaran kupon setiap 3 bulan. Selain itu, DIRE Ciptadana pun dapat menjadi pilihan dalam menyediakan biaya sekolah atau pendidikan anak yang kian malah.

 

Dengan pengalaman lebih dari 27 tahun, Ciptadana Asset Management (CAM) merupakan salah satu manajer investasi di Indonesia yang mengelola dana nasabah secara profesional. Saat ini CAM memiliki produk reksadana unggulan yang dapat memenuhi harapan masyarakat seperti: Reksa Dana Terproteksi Cipta Proteksi V, RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia, dan DIRE (Dana Investasi Real Estate).

 

Selain itu, untuk memastikan target investasi dan bertumbuhnya kekayaan finansial nasabah, CAM juga menawarkan produk reksadana yang kompetitif dan terjangkau seperti: Rencana Cerdas, Cipta Syariah Equity (Saham), Cipta Syariah Balance, Cipta Dinamika (Campuran), Cipta Bond (Pendapatan Tetap), dan Cipta Dana Cash (Pasar Uang). Saat berani membuat keputusan investasi yang tepat, CAM selalu siap mendampingi Anda. #CIPTAinvestasi #ReksadanaCAM

 

Penulis: Syarif Yunus/CAM

Untuk membaca artikel sebelumnya bisa klik di sini: Gimana Cara Liburan Sambil Investasi